Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ]

Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ] - Hallo sobat blogger Review Film, Posting yang saya unggah pada kali ini dengan judul Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel 2012, Artikel Comedy, Artikel Drama, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ]
link : Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ]

Baca juga


Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ]


United States | Drama, Comedy | PG-13 | Directed by: Josh Radnor | Written by: Josh Radnor | Cast: Josh RadnorElizabeth OlsenRichard JenkinsAllison JanneyJohn MagaroElizabeth Reaser | English | Run time: 97 minutes |

Plot:
Nostalgia Jesse Fisher (Josh Radnor), seorang college admissions officer, yang kembali ke kampus tercintanya di Ohio. Disana dia bertemu dengan Zibby (Elizabeth Olsen), pelajar muda yang memiliki kepribadian menarik.

Review:
Jesse Fisher adalah seorang pria berumur 35 tahun yang bekerja sebagai college admissions officer di New York. Waktunya dia biasa luangkan untuk membaca buku, dimana pun dan kapan pun, kehidupannya tak lepas dari membaca. Baru saja putus dari kekasihnya, Jesse ditelepon oleh Peter Holberg (Richard Jenkins), dosen favoritnya semasa kuliah. Dia mengundang Jesse untuk hadir dalam retirement party dirinya.

Jesse menerima undangan tersebut. Sesampainya di kampus tercinta di Ohio, kegembiraan Jesse meledak. Dia bernostalgia ke masa-masa menyenangkan saat ia berkuliah di sana. Dikesempatan tersebut dia bertemu dengan sosok-sosok menarik seperti Dean (John Magaro), mahasiswa penikmat buku yang memiliki permasalahan dengan dirinya, atau Nat (Zac Efron), sosok yang ajaib, bijak, dan menyenangkan. Namun, sosok yang paling berkesan adalah Zibby, seorang mahasiswi dengan pengetahuan dan minat yang luas. Memiliki minat yang sama, Jesse dan Zibby kemudian menghabiskan waktu bersama, berjalan-jalan di taman kampus yang hijau dan luas.


Kemudian apa jadinya apabila seseorang yang berumur 35 tahun kepincut dengan mahasiswi yang masih berusia 19 tahun? Kisah itulah yang akan diceritakan dengan manis oleh Liberal Arts. Tidak hanya itu, film ini juga menceritakan tentang proses growing-up seorang manusia dan betapa pentingnya masa muda itu. Film ini juga dibalut dengan selimut aura nostalgia yang kental. Lihat bagaimana tokoh Jesse yang melangkah dengan penuh semangat dan berguling di rerumputan kampus yang ia cintai. Rasanya seperti melihat orang yang melepas kangen luar biasa.

Hal yang gue suka dari film ini adalah treatment yang diberikan pada hubungan antara Jesse dan Zibby. Dengan hati-hati namun pasti, romansa diantara mereka mekar. Mengingat perbedaan umur mereka yang cukup jauh, kisah mereka dapat dibuat mudah untuk dinikmati. Chemistry yang dimasak diantara mereka berdua dapat berbuah manis. Sedikit tidak konvensional di era modern ini, kisah mereka berkembang ketika mereka saling menyurati. Berkat chemistry mereka yang pas itu jugalah, segala percakapan yang mereka lakukan, betapa penting dan tidak pentingnya, mudah dilahap oleh gue. Sebagai catatan, performa Elizabeth Olsen cukup menarik di film ini, kayak natural dan effortless gitu. Nah, kalo buat Josh Radnor, gue liat masih kayak 11/12 kayak tokoh Ted Mosby di How I Met Your Mother. Jadi berhubung gue udah melahap berpuluh-puluh jam HIMYM, Josh Radnor ,ya, terlihat gitu-gitu aja.


Sub-plot dalam film ini gue bilang cukup mendukung awalnya. Hal ini membuat Liberal Arts terkesan tidak monoton dengan hubungan antara Jesse dan Libby. Hanya saja di pertengahan film, sub-plot tersebut dibiarkan nganggur total. Namun melihat bagaimana hal-hal tersebut diikat secara manis di akhir, gue masih bisa menikmati kok. Secara keseluruhan gue liat, Liberal Arts layaknya berjalan di sebuah taman, amat mudah untuk dinikmati namun konflik dan implikasinya dibiarkan terlalu lama mengambang, rasanya kurang gigit gimana gitu. 

Best Scene:
Adegan surat-menyurat antara Jesse dan Zibby. Amat menyenangkan melihat minat dan perasaan mereka berkembang dalam sepucuk surat. Dengan iringan musik klasik yang kebetulan menjadi bahasan surat mereka, bagian film ini begitu cantik.


Jadinya?
Sometimes students make the best teachers. Liberal Arts merupakan film yang cukup ringan (bagi yang suka film dengan dialog panjang). Film ini dengan mudah mampu merebut hati kita dengan kesederhanaan dan aura semangat muda yang kental. 



Demikianlah Artikel Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ]

Sekianlah artikel Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ] dengan alamat link https://movrev21.blogspot.com/2013/04/review-liberal-arts-2012-movrev21.html

0 Response to "Review: Liberal Arts (2012), [ MovRev21 ] "

Posting Komentar