Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ]

Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ] - Hallo sobat blogger Review Film, Posting yang saya unggah pada kali ini dengan judul Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ] , Artikel ini bertujuan untuk memudahkan kalian mencari apa yang kalian inginkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk kalian baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel 2015, Artikel Action and Adventure, yang kami tulis ini dapat kalian pahami dengan baik, semoga artikel ini berguna untuk kalian, jika ada kesalahan penulisan yang dilakukan oleh penulis mohon dimaafkan karena penulis masih newbie. baiklah, selamat membaca.

Judul : Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ]
link : Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ]

Baca juga


Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ]


United States | Action and Adventure | PG-13 | Directed by: James Wan | Written by: Chris Morgan | Cast: Vin Diesel, Paul Walker, Dwayne Johnson, Michelle Rodriguez, Jordana Brewster, Tyrese Gibson, Chris Bridges, Kurt Russell, Jason Statham, Nathalie Emmanuel | English | Run time: 137 minutes

Sinopsis:
Akibat dari perbuatan yang dilakukan terhadap adiknya, Deckard Shaw, kakak dari penjahat utama film terdahulu, ingin membalas dendam kepada Dominic Toretto dan timnya. Kini mereka harus dapat menghindar dari terkaman Deckard karena jika tidak mereka diburu dan akan gugur satu per satu.

Review:
Tujuh? Iya, tujuh. Umat manusia punya tujuh film di franchise kombinasi balapan liar dan film pencurian The Fast & The Furious. Sebuah pencapaian yang rasanya tidak dapat diprediksi ketika film pertamanya yang disutradarai oleh Rob Cohen ini rilis di tahun 2001. Setelah berkembang selama 14 tahun, sebuah franchise yang awalnya sederhana ini kini menjelma menjadi sebuah tontonan spektakuler beroktan tinggi yang kerap kali menyalahi hukum-hukum fisika. Ibaratnya kini menjelma menjadi mesin duit bagi para pembuatnya. Entah kenapa ketika menonton film ini gue teringat dengan sindiran yang diucapkan oleh sosok manusia burung di film Birdman (Alejandro Gonz�lez I��rritu, 2014), "Bones rattling! Big, loud, fast! Look at these people, at their eyes, they're sparkling. They love this shit. They love blood. They love action. Not this talky, depressing, philosophical bullshit." Ya, tapi mau gimana. Manusia terkadang membutuhkan hiburan ringan yang menghibur layaknya film ini.

Setelah sukses mengalahkan Owen Shaw di film sebelumnya, Dominic Toretto (Vin Diesel) dan regunya meraih amnesti atas perbuatan-perbuatan illegal mereka terdahulu. Kini mereka hidup bahagia. Meninggalkan kehidupan ilegal dan hidup tenang bersama keluarga dan sahabat. Terutama Brian O'Conner (Paul Walker) yang hidup berkeluarga bersama Mia (Jordana Brewster) dan putra mereka. Namun awan kabut datang menyelimuti. Deckard Shaw (Jason Statham), seorang legitimate english badass dan juga merupakan kakak dari Owen Shaw, datang untuk membalas dendam dan siap menghancurkan kehidupan tenang mereka. Sekarang regu Dom berkumpul kembali, memburu atau diburu. Dalam perjalanannya mereka bertemu dengan pemimpin coverts ops Frank Petty (Kurt Russell), peretas Ramsey (Nathalie Emmanuel), dan seorang tentara bayaran Jakande (Djimon Hounsou).


Berbeda dengan beberapa film sebelumnya, sutradara film ini bukanlah Justin Lin. Sosok yang berjasa membawa franchise The Fast & The Furious menuju kesuksesannya sekarang ini. Furious 7 disutradarai oleh James Wan. Dia adalah sutradara muda Australia keturunan Malaysia yang selama ini terkenal atas film-film horrornya seperti The Conjuring dan lain-lain. Bisa dibilang film ini merupakan langkah murtad bagi dirinya. Bersama Chris Morgan yang berperan sebagai penulis skrip langganan franchise ini semenjak Tokyo Drift, Wan membawa film ini ketingkatan yang lebih canggih, bahkan hampir terasa seperti film sci-fi komik superhero. Di bawah arahannya film ini tetap spektakuler. Masih dipenuhi dengan adegan-adegan stunt berbahaya serta fight scene yang luwes dan greget. Oh iya, Wan juga tidak lupa untuk tetap mempertahankan tone ringan dan unsur komedi yang menjadi bumbu sedap di film ini.

Cars don't fly. Siapa bilang? Di film ini tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan mobil pun bisa "terbang" melewati tiga gedung pencakar langit di Abu Dhabi. Telah menjadi tabiat franchise ini untuk selalu memberikan stunt yang lebih gila dibandingkan film sebelumnya. Di film sebelumnya Fast 6, kita disuguhi dengan dua stunt tidak masuk akal. Pertama adalah mobil lawan panzer dan kedua adalah mobil lawan pesawat. Dua stunt yang menurut gue masih lebih wah dan memorable dibandingkan stunt yang ditawarkan d film ini. Namun bukan berarti stunt film ini subpar loh!


Memang sudah menjadi saran umum untuk menanggalkan logika kita sejenak ketika menonton film ini. Banyak hal yang tidak mungkin terjadi menurut nalar kita namun justru menghibur kita jika terjadi di film ini. Oleh karena itu tanggalkanlah logika itu sejenak. Kritik mendasar bagi film ini adalah kefokusan cerita. Bukannya saya bilang film ini tidak punya cerita loh, film ini punya cerita hanya saja tidak fokus. Ada dua cerita yang berjalan paralel di film ini, yaitu kisah balas dendam Deckard dan usaha regu Dom untuk mendapatkan alat sadap ala NSA atau PRISM atau TEMPORA (bagi yang sudah nonton Citizenfour pasti teknologi ini tidak terdengar asing) yang diberi nama God's Eye. Kedua cerita ini saling berhubungan dan sering bertemu di titik-titik tertentu, hanya saja keduanya tidak bersifat komplementer seperti yang diharapkan. Cukup banyak pertanyaan what if dan why yang muncul ketika kedua cerita itu berpotongan. Contoh adalah mengapa Dom and regunya tetap repot-repot memperoleh God's Eye ketika Deckard berada ada di hadapannya. Bukankah tujuan utama film ini adalah mengalahkan Deckard?

Hasil dari ketidakfokusan itu adalah berkurangnya kadar ke-baddass-an yang dimiliki oleh tokoh Deckard Shaw yang diperankan oleh Jason Statham. Di film ini dia tidak semengancam seperti yang ada di bagian penutup film Fast 6. Sebagai penjahat film utama film ini, tokoh dia kurang memberikan pukulan yang diharapkan. Alhasil ia merupakan penjahat utama yang rasanya sebagai hanya sebagai penjahat sampingan. Kejutan justru hadir di tokoh Ramsey, yang kalo dia lahir di Indonesia pasti dikasih nama Ramzi. Canda. Tokoh ini diperankan oleh Nathalie Emmanuel, aktris yang memerankan tokoh Missandei di serial HBO Game of Thrones. Dengan aksen yang terdengar posh, kemampuan hacking, dan paras jelita, tokoh ini sesuatu yang menarik di Furious 7. Ia bahkan mendapatkan "jatah" untuk memiliki adegan slow motion muncul dari pantai basah-basahan dengan mengenakan bikini ala ala gadis Bond gitu. Cukup dikatakan sebagai scene stealer. Oh iya, bagi yang berharap melihat Dwayne Johnson di film ini siaplah sedikit kecewa. Porsi tampilnya sangat minim tapi untung tetap macho seperti terlihat di gambar di bawah ini.


Namun bagi saya prestasi terbesar yang dimiliki oleh film ini adalah bagaimana cara mereka menangani kematian Paul Walker. Seperti yang kita ketahui, pemeran tokoh Brian ini meninggal dunia pada tahun 2013 ketika baru sebagian film Furious 7 ini rampung dikerjakan. Dengan penulisan skrip ulang, pengambilan gambar tambahan, serta bahkan menerapkan teknologi CGI yang setahu saya (sok tahu mode on) diterapkan juga di film Tron: Legacy (Joseph Kosinski, 2010), sosok Brian O'Connor atau Paul Walker ini kembali dihidupkan. Film ini juga dikemas sebagai penghargaan terakhir kepada Paul Walker. Dengan latar suara lagu See You Again yang dinyanyikan oleh Charlie Puth dan Wiz Khalifa serta lantunan kutipan cantik dari Dom menghiasi adegan terakhir film ini. Ditambah sebuah kilas balik yang menggarisbawahi pentingnya persaudaraan, adegan terakhir film ini adalah sebuah adegan simbolik dimana Paul berpisah jalur dengan kita semua. Sebuah penutup yang cantik dan menyentuh.

Best Scene:
We're going back to old school. Adegan terbaik film ini sudah pasti adegan terakhir yang sudah saya jelaskan di atas. Namun ada satu adegan lagi yang menurut saya cukup menarik. Ketika sedang kejar-kejaran melawan drone Predator, tokoh Brian mengulang stunt ikonik yang ada di film pertama franchise ini. Stunt yang dimaksud adalah mengendarai mobil di bawah truk semi yang sedang melaju. Meski tidak memiliki impact yang sama seperti yang dirasakan di film awalnya, adegan kecil ini perlu diapresiasi.


Kesimpulan:
This time it ain't just about being fast.

Film "murtad" sutradara James Wan ini tetap menyajikan tontonan spektakuler beroktan tinggi yang kerap kali menyalahi hukum-hukum fisika. Masih gila dan menghibur. Furious 7 masih menyajikan stunt berbahaya tidak masuk akal seperti pendahulunya. Hanya saja menurut saya sajian stunt film ini tidak sespektakuler film sebelumnya. Film ini juga dihantui oleh kurangnya fokus cerita. Alhasil menjadikan tokoh penjahat utama ini serasa sebagai penjahat sampingan. Sebuah film penghormatan terakhir bagi aktor Paul Walker yang dikemas secara manis dan mengharukan.



Demikianlah Artikel Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ]

Sekianlah artikel Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ] kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ] dengan alamat link https://movrev21.blogspot.com/2015/04/review-furious-7-2015-movrev21.html

0 Response to "Review: Furious 7 (2015), [ MovRev21 ] "

Posting Komentar